Lingkungan Pendidikan Kimia
A.
Teori Pranata Pendidikan Kimia
Dalam
UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara.
Salah
satu cita-cita nasional yang harus terus diperjuangkan oleh bangsa Indonesia
ialah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan nasional. Menurut
UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 2 menyatakan bahwa pendidikan nasional adalah
pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional
Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Pada Ayat 3, sistem
pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait
secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Ruang
lingkup pendidikan kimia berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 dibedakan menjadi 6,
yaitu:
a. Pendidikan
formal adalah jalur pendidikan yang
terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan tinggi. Untuk mata pelajaran kimia diberikan kepada
peserta didik pada pendidikan menengah (SMP) yaitu digabungkan menjadi mata
pelajaran IPA dan pendidikan tinggi (SMA dan Perguruan Tinggi).
b. Pendidikan
nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan
secara terstruktur dan berjenjang.
c. Pendidikan
informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.
d. Pendidikan jarak
jauh adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari pendidik dan
pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi
komunikasi, informasi, dan media lain.
Fungsi pranata
pendidikan kimia menurut para ahli, antara lain:
1.
Menurut Bruce J.
Cohen
- Memberikan
persiapan bagi peran-peran pekerjaan
- Sebagai
perantara perpindahan warisan kebudayaan
- Memperkenalkan
peranan dalam masyarakat
- Mempersiapkan
individu dengan berbagai peranan sosial
-
Memberi landasan
penilaian dan pemahaman
- Meningkatkan
kemajuan melalui riset-riset ilmiah
- Memperkuat
penyesuaian diri dan mengembangkan hubungan sosial
2.
Menurut Bogardus
- Memberantas
kebodohan yaitu mengusahakan agar anak mampu menulis dan membaca serta
mengembangkan kemampuan intelektualnya
- Menghilangkan
salah pengertian yaitu mengembangkan pengertian yang luas tentang manusia lain
yang berbeda kebudayaan dan kepentingannya
3.
Menurut Horton
dan Hunt
- Mempersiapkan
anggota masyarakat untuk mencari nafkah
- Mengembangkan
bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan kepentingan masyarakat
melestarikan kebudayaan menanamkan ketrampilan yang perlu bagi partisipasi
demokrasi.
Seperti yang
telah dikemukakan oleh para ahli mengenai fungsi pranata pendidikan, salah
satunya menurut Bogardus yakni memberantas kebodohan yaitu mengusahakan agar
anak mampu menulis dan membaca serta mengembangkan kemampuan intelektualnya.
Fakta lapangan justru menunjukkan fungsi pranata belum terealisasikan dengan
baik, khususnya pada pendidikan kimia. Masih banyak sekali siswa-siswa SMA yang
belum atau bahkan tidak memahami mata pelajaran kimia padahal jurusan yang
diminati adalah IPA yang salah satu kajian penjurusannya adalah kimia.
Pada kurikulum
2013 diberlakukan sistem Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), dalam sistem
tersebut siswa SMA diberi kebebasan memilih mata pelajaran peminatan untuk
diujiankan. Contohnya, siswa A berasal dari jurusan IPA memilih mata pelajaran
peminatan yang diujiankan adalah kimia tetapi siswa memilih mata pelajaran
tersebut bukan berdasarkan kemampuannya, banyak siswa memilih kimia karena
faktor teman ada pula yang memilih kimia karena dirasa kimia paling mudah
dibandingkan matematika, fisika, dan biologi. Peristiwa seperti ini bukan hanya
terjadi saat UNBK berlangsung, tetapi marak terjadi saat penentuan jurusan.
Kemungkinan
tidak hanya di SMA, mahasiswa yang memilih program keahliannya kimia belum
tentu menguasai kimia 100%. Misalkan saja ada mahasiswa yang terjebak masuk
jurusan pendidikan kimia bukan dari kemauannya dan sebenarnya kemampuannya
bukanlah di bidang tersebut sehingga saat mengikuti proses pembelajaran menjadi
sulit. Hal-hal demikian dapat menyebabkan kemampuan intelektual seseorang sulit
berkembang, mungkin saja dapat berkembang tetapi prosesnya lambat.
Menurut Horton
dan Hunt, fungsi pranata pendidikan adalah mengembangkan bakat perseorangan
demi kepuasan pribadi dan kepentingan masyarakat melestarikan kebudayaan
menanamkan ketrampilan yang perlu bagi partisipasi demokrasi. Jika dilihat dari
fakta lapangan yang telah dijabarkan di atas, sulit rasanya untuk mengembangkan
bakat seseorang dalam bidang kimia jika tidak didasarkan kemauan dari dalam
dirinya. Selain itu, Horton dan Hunt juga menyebutkan bahwa fungsi pranata
pendidikan adalah mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah. Seringkali
terjadi lulusan pendidikan kimia tidak mengabdi sebagai guru, salah satu
alasannya adalah “jadi guru melelahkan”. Sayang sekali rasanya apabila ilmu
keguruan dan ilmu kimia yang diperoleh tidak diabdikan dengan semestinya.
B.
Perencanaan dan Pengelolaan Pendidikan Kimia
Berdasarkan
UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 4, adapun prinsip-prinsip penyelenggaraan pendidikan
secara umum adalah sebagai berikut:
1) Pendidikan
diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif
dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural,
dan kemajemukan bangsa.
2) Pendidikan
diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan
multimakna.
3) Pendidikan
diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik
yang berlangsung sepanjang hayat.
4) Pendidikan
diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran.
5) Pendidikan
diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung
bagi segenap warga masyarakat.
6) Pendidikan
diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran
serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.
Dalam
perencanaan dan pengelolaan pendidikan kimia juga mengikuti prinsip-prinsip
penyelenggaraan pendidikan di atas karena pada dasarnya adalah sama, hanya saja
dalam pendidikan kimia ilmu yang dikaji lebih dalam dan diberikan untuk siswa
dikhususkan bidang ilmu kimia. Tinggi rendahnya kualitas bangsa tercermin dari dunia
pendidikan bangsa tersebut. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas tinggi
diharapkan secara signifikan dapat menjadi subyek pembangunan untuk lebih
berhasil mengelola sumber daya (resources) bagi kepentingan
kesejahteraan masyarakat.
Namun, pada
kenyataannya pemerintah Indonesia tidak bisa memanfaatkan SDM yang berlimpah untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Bangsa Indonesia sulit melepaskan diri
dari masalah pendidikan terkait dengan kuantitas, kualitas, efektivitas, maupun
relevansi pendidikan, sehingga menghasilkan output yang kurang berkualitas. Rendahnya
kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang dapat menghambat
pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.
Sebenarnya negara
Indonesia memiliki sumber daya yang melimpah yang seharusnya dapat meningkatkan
kualitas pendidikan agar tercipta generasi muda yang berkualitas. Untuk
mewujudkan pembangunan nasional di bidang pendidikan diperlukan peningkatan dan
penyempurnaan penyelenggaraan pendidikan nasional yang senantiasa disesuaikan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan umum, teknologi, dan perkembangan
masyarakat serta kebutuhan pembangunan.
Pendidikan
berkaitan langsung dengan pembentukan karakter suatu individu, berbeda dengan bidang-bidang
lain seperti ekonomi, pertanian, arsitektur, dan sebagainya berperan
menciptakan sarana dan prasarana bagi kepentingan manusia. Oleh sebab itu,
peran pendidikan sangatlah penting dalam aspek berkehidupan.
Menurut Drost
(2008 : 1) menyatakan pendidikan merupakan proses pemuliaan manusia atau
pembentukan manusia. Perwujudan masyarakat berkualitas menjadi tanggung jawab
pendidikan, terutama dalam mempersiapkan peserta didik menjadi subjek yang
makin berperan menampilkan keunggulan dirinya yang tangguh, kreatif, mandiri
dan profesional pada bidangnya masing-masing. Hal tersebut diperlukan, terutama
untuk mengantisipasi era globalisasi. Pendidikan senantiasa harus mampu
mengikuti perkembangan peradaban manusia, baik secara teknologi maupun budaya.
C.
Bimbingan dan Penyuluhan atau Bimbingan Karir
Di
Indonesia, kegiatan bimbingan dan penyuluhan mengenai pendidikan kimia masih
terlihat jarang. Padahal kegiatan seperti ini banyak sekali manfaatnya,
khususnya untuk guru-guru kimia. Dengan adanya kegiatan seperti ini dapat
membuka dan memperdalam wawasan guru terhadap konsep-konsep kimia. Guru akan
dibimbing bagaimana cara mengajarkan konsep-konsep kimia yang abstrak terhadap
siswa-siswa SMA yang orientasinya belum memiliki konsep dasar terhadap ilmu kimia.
Selain itu, cara mengajar dan mendidik yang dilakukan guru juga akan diperbaiki
sehingga proses transformasi ilmu pengetahuan kepada siswa menjadi lebih baik.
D.
Sarana
atau Media
Pendidikan
Kimia
Ilmu
kimia merupakan ilmu yang abstrak, ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan
apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dnegan komposisi,
struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat. Tidak sedikit
konsep-konsep kimia yang berbentuk mikroskopis. Adanya konsep mikroskopis ini
dapat dipahami dengan bantuan media pembelajaran. Media pembelajaran yang dapat
digunakan banyak sekali, seperti video pembelajaran, macromedia flash, powerpoint, dan lain sebagainya. Penggunaan media
pembelajaran dan lengkapnya fasilitas sarana dan prasarana dalam pembelajaran
kimia mempermudah proses belajar mengajar (PBM) antara guru dan siswa.
Secara geografis,
Indonesia merupakan negara yang terdiri dari pulau-pulau yang dipisahkan oleh
lautan. Letak geografis menjadi salah satu faktor sulitnya pemerintah untuk menyama-ratakan
ketersediaan fasilitas sarana dan prasarana belajar di sekolah-sekolah.
Sekolah-sekolah yang berada di kota cenderung memiliki fasilitas belajar yang
lengkap. Tidak demikian dengan sekolah yang berada di daerah pedalaman atau di
pulau-pulau terpencil, fasilitas belajar yang mereka miliki kurang memadai. Hal
ini mestinya menjadi perhatian yang lebih khusus bagi pemerintah.
Selain dari
letak geografis, faktor yang mempengaruhi juga adalah peran guru. Terkadang ada
guru yang kurang kreatif atau malas untuk membuat media pembelajaran. Padahal
media pembelajaran kimia dapat dengan mudah diperoleh melalui youtube atau
website-website lainnya. Kurangnya peran guru dalam mengembangkan media
pembelajaran untuk memaksimalkan PBM mempengaruhi kondisi belajar siswa, hal
itu dapat menyebabkan kemampuan intelektual siswa dan wawasan siswa tidak
berkembang dengan baik, hanya stay di
tempat saja.
E.
Upaya Mengatasi Persoalan Pembelajaran Kimia
Dalam
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan adalah dengan mencegah dan atau
mengatasi persoalan-persoalan yang terjadi di lingkungan kimia. Adapun
upaya-upaya yang dapat dilakukan, antara lain:
1. Menempatkan siswa
dalam bidang yang sesuai dengan kemampuannya sehingga bakat dan potensi yang
dimiliki dapat dikembangkan secara optimal.
2. Memberikan
motivasi kepada siswa yang lamban belajar bahwa sesungguhnya ia mampu serta
kepada siswa yang malas belajar supaya ia menjadi siswa yang rajin.
3. Memanfaatkan
kekayaan sumber daya manusia (SDM) di Indonesia untuk mewujudkan tercapainya
tujuan pendidikan nasional.
4. Meningkatkan
kualitas pendidikan agar terciptanya generasi muda yang berkualitas.
5. Memberikan
bimbingan dan penyuluhan kepada guru-guru kimia untuk memperdalam konsep dan
memperbaiki tata cara mengajar yang dilakukan sehingga PBM dapat berlangsung
secara maksimal.
6. Mengupayakan
pemerataan fasilitas belajar hingga ke pelosok-pelosok daerah di Indonesia,
contoh kecilnya yaitu pemerataan akses internet sebagai tuntunan perkembangan
zaman yang semakin modern dan serba digital.
7. Memanfaatkan
teknologi yang semakin canggih sebagai media pembelajaran kimia, terlebih lagi
dalam mengajarkan konsep-konsep yang mikroskopis supaya siswa bisa karena memahami
konsep dengan baik bukan semata-mata hapalan.
8. Meningkatkan
kreatifitas guru dalam memanfaatkan sarana dan prasana belajar di lingkungan
sekitar sebagai media pembelajaran.
9. Membangkitkan
minat siswa terhadap pembelajaran kimia, misalkan memberikan contoh aplikasi
ilmu kimia dalam kehidupan sehari-hari. Semakin sering guru memberikan aplikasi
ilmu kimia dalam kehidupan sehari-hari maka siswa akan semakin menyukai
pelajaran kimia karena berhubungan dengan sekitar mereka.
10. Membuat proses belajar mengajar kimia menjadi lebih
menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa dengan menerapkan pembelajaran
aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM).
Rujukan:
Aurelio.
2010. Pranata Pendidikan. https://www.scribd.com/doc/28701486/PRANATA-PENDIDIKAN. Diakses pada tanggal 20
April 2018 pukul 06.58 WIB.
Prasetyaningsih,
Budi. 2010. Pengelolaan Pembelajaran Kimia
(Studi Situs SMA Negeri 3 Boyolali) Tesis. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Undang-Undang
No. 20 Tahun 2003 Sisdiknas Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar