Jumat, 20 April 2018

Pengembangan Media Pembelajaran Kimia

Lingkungan Pendidikan Kimia

A.    Teori Pranata Pendidikan Kimia
Dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Salah satu cita-cita nasional yang harus terus diperjuangkan oleh bangsa Indonesia ialah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan nasional. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 2 menyatakan bahwa pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Pada Ayat 3, sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. 

Ruang lingkup pendidikan kimia berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 dibedakan menjadi 6, yaitu:
a.  Pendidikan formal adalah  jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Untuk mata pelajaran kimia diberikan kepada peserta didik pada pendidikan menengah (SMP) yaitu digabungkan menjadi mata pelajaran IPA dan pendidikan tinggi (SMA dan Perguruan Tinggi).
b.     Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.
c.      Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.
d.  Pendidikan jarak jauh adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi komunikasi, informasi, dan media lain.

Fungsi pranata pendidikan kimia menurut para ahli, antara lain:
1.      Menurut Bruce J. Cohen
-         Memberikan persiapan bagi peran-peran pekerjaan
-         Sebagai perantara perpindahan warisan kebudayaan
-         Memperkenalkan peranan dalam masyarakat
-         Mempersiapkan individu dengan berbagai peranan sosial
-         Memberi landasan penilaian dan pemahaman
-         Meningkatkan kemajuan melalui riset-riset ilmiah
-         Memperkuat penyesuaian diri dan mengembangkan hubungan sosial

2.      Menurut Bogardus
-    Memberantas kebodohan yaitu mengusahakan agar anak mampu menulis dan membaca serta mengembangkan kemampuan intelektualnya
-       Menghilangkan salah pengertian yaitu mengembangkan pengertian yang luas tentang manusia lain yang berbeda kebudayaan dan kepentingannya

3.      Menurut Horton dan Hunt
-        Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah
-   Mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan kepentingan masyarakat melestarikan kebudayaan menanamkan ketrampilan yang perlu bagi partisipasi demokrasi.

Seperti yang telah dikemukakan oleh para ahli mengenai fungsi pranata pendidikan, salah satunya menurut Bogardus yakni memberantas kebodohan yaitu mengusahakan agar anak mampu menulis dan membaca serta mengembangkan kemampuan intelektualnya. Fakta lapangan justru menunjukkan fungsi pranata belum terealisasikan dengan baik, khususnya pada pendidikan kimia. Masih banyak sekali siswa-siswa SMA yang belum atau bahkan tidak memahami mata pelajaran kimia padahal jurusan yang diminati adalah IPA yang salah satu kajian penjurusannya adalah kimia.

Pada kurikulum 2013 diberlakukan sistem Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), dalam sistem tersebut siswa SMA diberi kebebasan memilih mata pelajaran peminatan untuk diujiankan. Contohnya, siswa A berasal dari jurusan IPA memilih mata pelajaran peminatan yang diujiankan adalah kimia tetapi siswa memilih mata pelajaran tersebut bukan berdasarkan kemampuannya, banyak siswa memilih kimia karena faktor teman ada pula yang memilih kimia karena dirasa kimia paling mudah dibandingkan matematika, fisika, dan biologi. Peristiwa seperti ini bukan hanya terjadi saat UNBK berlangsung, tetapi marak terjadi saat penentuan jurusan.

Kemungkinan tidak hanya di SMA, mahasiswa yang memilih program keahliannya kimia belum tentu menguasai kimia 100%. Misalkan saja ada mahasiswa yang terjebak masuk jurusan pendidikan kimia bukan dari kemauannya dan sebenarnya kemampuannya bukanlah di bidang tersebut sehingga saat mengikuti proses pembelajaran menjadi sulit. Hal-hal demikian dapat menyebabkan kemampuan intelektual seseorang sulit berkembang, mungkin saja dapat berkembang tetapi prosesnya lambat.

Menurut Horton dan Hunt, fungsi pranata pendidikan adalah mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan kepentingan masyarakat melestarikan kebudayaan menanamkan ketrampilan yang perlu bagi partisipasi demokrasi. Jika dilihat dari fakta lapangan yang telah dijabarkan di atas, sulit rasanya untuk mengembangkan bakat seseorang dalam bidang kimia jika tidak didasarkan kemauan dari dalam dirinya. Selain itu, Horton dan Hunt juga menyebutkan bahwa fungsi pranata pendidikan adalah mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah. Seringkali terjadi lulusan pendidikan kimia tidak mengabdi sebagai guru, salah satu alasannya adalah “jadi guru melelahkan”. Sayang sekali rasanya apabila ilmu keguruan dan ilmu kimia yang diperoleh tidak diabdikan dengan semestinya.

B.     Perencanaan dan Pengelolaan Pendidikan Kimia
Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 4, adapun prinsip-prinsip penyelenggaraan pendidikan secara umum adalah sebagai berikut:
1)   Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.
2)  Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna.
3)    Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
4) Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran.
5)   Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat.
6)    Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.

Dalam perencanaan dan pengelolaan pendidikan kimia juga mengikuti prinsip-prinsip penyelenggaraan pendidikan di atas karena pada dasarnya adalah sama, hanya saja dalam pendidikan kimia ilmu yang dikaji lebih dalam dan diberikan untuk siswa dikhususkan bidang ilmu kimia. Tinggi rendahnya kualitas bangsa tercermin dari dunia pendidikan bangsa tersebut. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas tinggi diharapkan secara signifikan dapat menjadi subyek pembangunan untuk lebih berhasil mengelola sumber daya (resources) bagi kepentingan kesejahteraan masyarakat.

Namun, pada kenyataannya pemerintah Indonesia tidak bisa memanfaatkan SDM yang berlimpah untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Bangsa Indonesia sulit melepaskan diri dari masalah pendidikan terkait dengan kuantitas, kualitas, efektivitas, maupun relevansi pendidikan, sehingga menghasilkan output yang kurang berkualitas. Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

Sebenarnya negara Indonesia memiliki sumber daya yang melimpah yang seharusnya dapat meningkatkan kualitas pendidikan agar tercipta generasi muda yang berkualitas. Untuk mewujudkan pembangunan nasional di bidang pendidikan diperlukan peningkatan dan penyempurnaan penyelenggaraan pendidikan nasional yang senantiasa disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan umum, teknologi, dan perkembangan masyarakat serta kebutuhan pembangunan.

Pendidikan berkaitan langsung dengan pembentukan karakter suatu individu, berbeda dengan bidang-bidang lain seperti ekonomi, pertanian, arsitektur, dan sebagainya berperan menciptakan sarana dan prasarana bagi kepentingan manusia. Oleh sebab itu, peran pendidikan sangatlah penting dalam aspek berkehidupan.

Menurut Drost (2008 : 1) menyatakan pendidikan merupakan proses pemuliaan manusia atau pembentukan manusia. Perwujudan masyarakat berkualitas menjadi tanggung jawab pendidikan, terutama dalam mempersiapkan peserta didik menjadi subjek yang makin berperan menampilkan keunggulan dirinya yang tangguh, kreatif, mandiri dan profesional pada bidangnya masing-masing. Hal tersebut diperlukan, terutama untuk mengantisipasi era globalisasi. Pendidikan senantiasa harus mampu mengikuti perkembangan peradaban manusia, baik secara teknologi maupun budaya.

C.    Bimbingan dan Penyuluhan atau Bimbingan Karir
Di Indonesia, kegiatan bimbingan dan penyuluhan mengenai pendidikan kimia masih terlihat jarang. Padahal kegiatan seperti ini banyak sekali manfaatnya, khususnya untuk guru-guru kimia. Dengan adanya kegiatan seperti ini dapat membuka dan memperdalam wawasan guru terhadap konsep-konsep kimia. Guru akan dibimbing bagaimana cara mengajarkan konsep-konsep kimia yang abstrak terhadap siswa-siswa SMA yang orientasinya belum memiliki konsep dasar terhadap ilmu kimia. Selain itu, cara mengajar dan mendidik yang dilakukan guru juga akan diperbaiki sehingga proses transformasi ilmu pengetahuan kepada siswa menjadi lebih baik.

D.    Sarana atau Media Pendidikan Kimia
Ilmu kimia merupakan ilmu yang abstrak, ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dnegan komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat. Tidak sedikit konsep-konsep kimia yang berbentuk mikroskopis. Adanya konsep mikroskopis ini dapat dipahami dengan bantuan media pembelajaran. Media pembelajaran yang dapat digunakan banyak sekali, seperti video pembelajaran, macromedia flash, powerpoint, dan lain sebagainya. Penggunaan media pembelajaran dan lengkapnya fasilitas sarana dan prasarana dalam pembelajaran kimia mempermudah proses belajar mengajar (PBM) antara guru dan siswa.

Secara geografis, Indonesia merupakan negara yang terdiri dari pulau-pulau yang dipisahkan oleh lautan. Letak geografis menjadi salah satu faktor sulitnya pemerintah untuk menyama-ratakan ketersediaan fasilitas sarana dan prasarana belajar di sekolah-sekolah. Sekolah-sekolah yang berada di kota cenderung memiliki fasilitas belajar yang lengkap. Tidak demikian dengan sekolah yang berada di daerah pedalaman atau di pulau-pulau terpencil, fasilitas belajar yang mereka miliki kurang memadai. Hal ini mestinya menjadi perhatian yang lebih khusus bagi pemerintah.

Selain dari letak geografis, faktor yang mempengaruhi juga adalah peran guru. Terkadang ada guru yang kurang kreatif atau malas untuk membuat media pembelajaran. Padahal media pembelajaran kimia dapat dengan mudah diperoleh melalui youtube atau website-website lainnya. Kurangnya peran guru dalam mengembangkan media pembelajaran untuk memaksimalkan PBM mempengaruhi kondisi belajar siswa, hal itu dapat menyebabkan kemampuan intelektual siswa dan wawasan siswa tidak berkembang dengan baik, hanya stay di tempat saja.

E.     Upaya Mengatasi Persoalan Pembelajaran Kimia
Dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan adalah dengan mencegah dan atau mengatasi persoalan-persoalan yang terjadi di lingkungan kimia. Adapun upaya-upaya yang dapat dilakukan, antara lain:
1.   Menempatkan siswa dalam bidang yang sesuai dengan kemampuannya sehingga bakat dan potensi yang dimiliki dapat dikembangkan secara optimal.
2.   Memberikan motivasi kepada siswa yang lamban belajar bahwa sesungguhnya ia mampu serta kepada siswa yang malas belajar supaya ia menjadi siswa yang rajin.
3. Memanfaatkan kekayaan sumber daya manusia (SDM) di Indonesia untuk mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan nasional.
4.    Meningkatkan kualitas pendidikan agar terciptanya generasi muda yang berkualitas.
5.    Memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada guru-guru kimia untuk memperdalam konsep dan memperbaiki tata cara mengajar yang dilakukan sehingga PBM dapat berlangsung secara maksimal.
6.     Mengupayakan pemerataan fasilitas belajar hingga ke pelosok-pelosok daerah di Indonesia, contoh kecilnya yaitu pemerataan akses internet sebagai tuntunan perkembangan zaman yang semakin modern dan serba digital.
7.     Memanfaatkan teknologi yang semakin canggih sebagai media pembelajaran kimia, terlebih lagi dalam mengajarkan konsep-konsep yang mikroskopis supaya siswa bisa karena memahami konsep dengan baik bukan semata-mata hapalan.
8.     Meningkatkan kreatifitas guru dalam memanfaatkan sarana dan prasana belajar di lingkungan sekitar sebagai media pembelajaran.
9.     Membangkitkan minat siswa terhadap pembelajaran kimia, misalkan memberikan contoh aplikasi ilmu kimia dalam kehidupan sehari-hari. Semakin sering guru memberikan aplikasi ilmu kimia dalam kehidupan sehari-hari maka siswa akan semakin menyukai pelajaran kimia karena berhubungan dengan sekitar mereka.
10.  Membuat proses belajar mengajar kimia menjadi lebih menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa dengan menerapkan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM).



Rujukan:
Aurelio. 2010. Pranata Pendidikan. https://www.scribd.com/doc/28701486/PRANATA-PENDIDIKAN. Diakses pada tanggal 20 April 2018 pukul 06.58 WIB.
Prasetyaningsih, Budi. 2010. Pengelolaan Pembelajaran Kimia (Studi Situs SMA Negeri 3 Boyolali) Tesis. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Sisdiknas Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar